Rabu, 06 Januari 2010

contoh RPP

TUGAS UAS
“Model strategi pembelajaran PAI”












Oleh :
Siti Aisyah D31208013


Dosen Pembimbing:
Drs. sutiyono



FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2010

Soal
1. Jelaskan veriabel pembelajaran yang meliputi:
a) Veriabel metode pembelajaran
b) Veriabel kondisi
c) Hasil pembelajaran
2. Jelaskan strategi pembelajaran sesuai dengan makalah masing-masing.
3. Buatlah implementasi pembelajaran sesuai dengan makala masing-masing berbentuk RPP lengkap, dengan ketentuan tiap individu harus beda.
Jawab
1. (a) Variabel Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran adalah faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran (Salamun, 2002). Kondisi ini tentunya berinteraksi dengan metode pembelajaran dan hakikatnya tidak dapat dimanipulasi. Berbeda dengan halnya metode pembelajaran yang didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Semua cara tersebut dapat dimanipulasi oleh perancang-perancang pembelajaran. Sebaliknya, jika suatu kondisi pembelajaran dalam suatu situasi dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metode pembelajaran. Artinya klasifikasi variabel-variabel yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran, yaitu variabel-variabel mempengaruhi penggunaan metode karena ia berinteraksi dengan metode dan sekaligus diluar kontrol perancang pembelajaran. Variabel dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu (a) tujuan dan karakteristik bidang studi, (b) (bahasa) kendala dan karakteristik bidang studi, dan (c) karakteristik pembelajaran
(b) Variebel metode
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 jenis yaitu: (a) Strategi pengorganisasian (Organizational srategy) (b)Strategi penyampaian (Delivery strategy) (c) Strategi pengelolaan (management strategy).
organizational srategy adalah metode untuk mengorganissi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dll. yang setingkat dengan itu.
Delivery strategy adalah metode untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan atau menerima serta merespon masukan yang berasal dari peserta didik. Sumber belajar merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.
Management strategy adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dan variabel metode pembelajaran yang lain. Variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian pebelajaran dibedakan menjadi strategi pengorganisasian pada tingkat makro dan mikro.
(c) Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran (Salamun, 2002). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
Keefektifan pembelajaran:
biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu: (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkat kesalahan (2) kecepatan unjuk kerja (3) tingkat alih belajar (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
Efesiensi pembelajaran:
biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si-belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
Daya tarik pembelajaran:
biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan si-belajar untuk tetap/terus belajar. Daya tarik pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya pengukuran kecenderungan si belajar untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.
Hasil pembelajaran dapat berupa hasil nyata (actual outcomes), yaitu hasil nyata yang dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, dan hasil yang diinginkan (desired outcomes), yaitu tujuan yang ingin dicapai yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode sebaiknya digunakan klasifikasi variabel-variabel pembelajaran tersebut secara keseluruhan ditunjukkan dalam diagram berikut.
Kondisi Tujuan dan karakteristik bidang studi Kendala dan karakteristik bidang studi Karakteristik siswa

Metode Strategi pengorganisasian pembelajaran: strategi makro dan strategi mikro Strategi penyampaian pembelajaran Strategi pengelolaan pembelajaran



Hasil Keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran

2. strategi pembelajaran kontruktivisme adalah kegiatan yang aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuanya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari, ini merupakan proses menyesuaikan konsep-konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berfikir yang telah ada dalam pikiran mereka. Dalam hal ini siswa membentuk pengetahuan mereka sendiri dan guru membantu sebagai mediator dalam proses pembentukan itu.
Pembelajaran yang dimaksud diatas adalah pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa, menerangkan pada kemampuan minds-on dan hands-on serta terjadi interaksi dan mengakui adanya konsepsi awal yang dimilikisiswa melalui pengalaman sebelumnya.
Dalam pelaksanaan teori belajar konstuktivisme ada beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dengan bahasanya sendiri.
2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamanya sehingga lebih kreatif dan imajinatif.
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
4) Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
5) Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.
6) Menciptakan lingkungan yang kondusif.


3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata pelajaran : sejarah kebudayaan islam
Satuan pendidikan : madrasah tsanawiyah
Kelas/ semester : VIII/ I
Waktu : 4 kali pertemuan
Standart kompetensi : memahami sajarah bani Abbasiyah
Kompetensi dasar.
1) Menceritakan sejarah berdirinya bani abbasiyah, serta mendeskripsik an perkembangan kebudayaan/peradapan islam pada masa bani abbasiayah
2) Mengidentifikasi, tokoh ilmuan muslim dan peranya dalam kemajuan kebudayaan/peradapan islam pada masa bani abbasiyah.
3) mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan/peradapan islam pada masa bani abbasiyah.
4) Meneladani ketekunan dan kegigihan bani abbasiyah
Materi pokok: bani Abbasiyah
Indikator
1) menjelaskan latar belakang berdirinya bani abbasiyah
2) menjelaskan proses berdirinya daulah bani abbasiyah
3) Menjelaskan perkembangan kemajuan kebudayaan/peradapan budaya pada masa bani abbasiyah
4) menjelaskan perkembangan kemajuan politik dan pemerintahan pada masa bani abbasiyah
5) menjelaskan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan pada masa bani abbasiyah
6) menyebutkan ibrah perkembangan bani Abbasiyah
7) menjelaskan ketekunan dan kegigihan bani abbasiyah
8) meneladani ketekunan dan kegigihan bani abbasiyah
materi standart
 Latar belakang berdirinya bani abbasiyah
Dinasti bani Umaiyyah dan Dinasti bani Abbasiyah merupakan pemerintahan islam yang besar, namun tidak dapat bertahan sampai sekarang. Dinasti bani Um amayyah yang berpusat di Damaskus (Syria) dihancurkan oleh Dinasti Abbasiyah (743 M), sedangkan yang berpusat di Andalusia (Spanyol) diserang oleh kerajaan Kristen Eropa yang berhasil mengusir hampir seluruh kaum muslim yang ada di Spanyol (1031 M). Dinasti Abbasiyah hancur karena serangan tentara Mongol yang dipmpin oleh Hulagu Khan (1258 M). sehingga berakhirlah masa pemerintahan Dinasti islam yang sudah dibangunya selama bertahun-tahun. Setelah masa kedua Dinasti besar itu, islam memasuki masa yang dalam masa sejarah dikenal dengan masa pertengahan sekitar tahun 1250-1800 M
 Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Pemerintahan Dinasti Abbasiyah merupakan kelanjutan pemerintahan Dinasti bani Umayyah yang telah digulingkanya. Dinamakan kekhalifahan bani Abbasiyah kerena para pendirinya dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas bun Abdul muthalib paman Nabi Muhammad saw. Sebelum menggulingkan Dinasti Umayyah, para keluarga Abbas melakukan berbagai persiapan dengan melakukan pengaturan strategi yang kuat. Karena menurut Muhammad bin Ali, salah seorang keluarga Abbas bahwa perpindahan kekuasaan dari satu penguasa ke penguasa lainya memerlukan berbagai persiapan yang matang dan dukungan yang kuat dari masyarakat. Karena bila tidak maka usaha untuk mengambil kekuasaan tidak akan berhasil bahkan akan mengalami keggalan total.
 kemajuan kebudayaan bani Abbasiyah
perkembangan kebudayaan islam seiring dengan penyebaran islam. Pada masa Dinasti Abbasiyah, wilayah pemerintahan islam meluas sampai ke Spanyol di barat dan india di timur. Untuk masa beberapa ratus tahun, penduduk negeri-negeri yang ditaklukan itu tetap dalam agama masing-masing. Setelah mereka menyaksikan kemajuan peradaban Arab islam dan rapinya pemerintahan dalam negara-negara itu, mereka masuk dalam islam dengan sukarela. Lebih jauh dari itu, mereka bukan saja menjadi islam, tetapi juga menjadi bangsa Arab. Mereka adalah penduduk Mesir, Suriah, Palestina, Persia, Aljazair, Marokko, Libia, Tunisia, dan Spanyol. Mereka adalah orang-orang non-Arab yang menjadi Arab. Namun persia berhasil kembali menegakkan nesionalisme mereka. Adapun Spanyol mengusir orang-orang Arab Islam dari negeri mereka.
Pada masa itu, Bagdad dan Andalusia menjadi pusat peradapan dan ilmu pengetahuan. Bangsa-bangsa non-Arab yang telah masuk dalam wilayah islam memakai bahasa Arab dan adat istiadat Arab dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga sekolah di perguruan-perguruan Arab.
Peradapan islam juga bahkan berpengaruh atas bangsa-bangsa diluar kekuasaan islam. Penuntut ilmu dan prancis, inggris, jerman, serta italia datang dan belajar ke Universitas dan perguruan diandalusia dan Sisilia. Diantara mereka terdapat pemuka-pemuka kristen, seperti gernbert d'Aurillac yang belajar di Andalusia. Gerbert d'aurillac kemudian menjadi paus roma dari tahun 999-1003 M dengan nama Sylvester II.
Perkembangan kebudayaan pada masa Dinasti Abbasiyah juga ditunjukan oleh adanya peninggalan-peninggalan bersejarah. Peninggalan itu, antara lain berupa istana, masjid dan bangunan lainya. Peninggalan bersejarah itu banyak yang masih dapat disaksikan hingga saat ini dan menunjukkan betapa tingginya peradaban yang telah dicapai umat islam pada waktu itu.
 kemajuan politik dan pemerintahan
perkembangan politik dan militer Dinasti Abbasiyah terbagi kedalam lima priode. Dalam setiap priode selalu terjadi perubahan pemegang kekuasaan. Sistem pemerintahan dan kebijaksanaan militer.
1. periode pertama (750-847 M) yang dinamakan periode pengaruh persia pertama.
2. periode kedua (847-945 M) yang dinamakan periode pengaruh turki pertama.
3. periode ketiga (945-1055 M) yang dinamakan periode pengaruh persia kedua atau disebut juga dinasti buwaih.
4. periode keempat (1055-1194 M) yang dinamakan periode pengaruh turki kedua.
5. periode kelima (1194-1258 M) yang dinamakan periode kekuasaan penuh bani Abbasiyah.
 kemajuan ilmu pengetahuan
pada masa bani Abbasiyah adalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradapan islam. Pada masa Bani Abbasiyah inilah, perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat yanani meningkat pesat. Pada tahun 762 M, khalifah Al Mansur telah meletakkan batu pertama bagi ibukota baru yaitu bagdad yang telah menghimpun golongan cerdik, pandai diberbagai lapangan serta mengalakkan penerjemah buku-buku ilmu pengetahuan dan sastra dari bahasa-bahasa lain kedalam bahasa Arab. Dengan adanya kegiatan-kegiatan penerjemahan biuku membuat cabang-cabang ilmu pengetahuan menjadi berkembang. Ilmu yang mengalami perkembangan dengan pesat seperti ilmu kedokteran , ilmu matematika, ilmu optika, ilmu ilmu geografi, ilmu fisika, ilmu sejarah dan ilmu filsafat.
 Tokoh-tokoh ilmuan muslim pada masa bani Abbasiyah
Imam Bukhari, Imam Muslim, Abi Dawud, AT-Tirmidzi, An-nasa'i, Ibnu Majah.,Yahya Bin Al-harits Adz-Dzamary, Hamzah bin Habib Az-Zayyat, Abu AbdirrahmanAl-Muqry, Khalaf bin Hisyam Al Bazzaz, Imam Syafi'I, Imam Ahmad Bin Hambal, Rabi'ah Al-Adawiyah, Al-Hallaj, Al-Ghazali.
 Peran tokoh-tokoh pada masa bani Abbasiyah
1) Ahli ilmu hadis : Imam Bukhari, Imam Muslim, Abi Dawud, At-Tirmizi, An-Nasa'I, Ibnu Majah.
2) Ahli ilmu Qira'at : Yahya Bin Al-Harits Adz Damary, Hamzah Bin Habib, Az Zayyat, Abu Abdurrahman Al Muqry, Khalaf Bin Hisyam Al Bazzaz.
3) Ahli ilmu Fiqih : Imam Syafi'I, Imam Ahmad bin Hambal
4) Ahli ilmu Tasawuf : rabi'ah Al-Adawiyah, Al-Hallaj, Al-Ghazali.

 ibrah perkembangan kebudayaan pemerintahan bani Abbasiyah
Hikmah yang dapat diambil dari apa saja yang terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah untuk kemajuan ilmu agama bagi umat islam diantaranya sebagai berikut:
• Dengan adanya perkembangan dan kemajuan ilmu-ilmu agama kita dapat mengetahui dengan sebenar-benarnya ajaran yang disampaikan oleh Rosulullah saw untuk umatnya.
• Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akherat seharusnya kita dalam melaksanakan segala sesuatu harus bersumber pada Al-qur'an dan Hadits. Semua amalan yang tidak ada sumber hukumnya baik dari Al-qur'an, hadits ataupun Nash harus kita tinggalkan demi kokohnya keimanan kita terhadap Allah. Menempatkan Agama sebagai tolak ukur kebenaran dalam pemerintahan dan keadilan aturan hukum.
• Mempelajari sejarah bani Abbasiyah kita dapat mengetahui bahwa dari Dinasti Abbasiyah terdapat Khalifah-kahlifah yang benar-benar berpedoman pada Al-qur'an sehingga menuai kemakmuran dan mencapai puncak kejayaanya.
• Pada masa Dinasti Abbasiyah yaitu pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, agama diutamakan dalam menjalankan roda pemerintahan. Oleh karena itu kenajuan dan perdamaian serta barakah dapat terwujud.
• Allah telah menjanjikan kepada umatnya agar selalu bertakwa. Oleh karena itu, Allah akan menurunkan barakah dari langit yang tiada terkira. Namun, kebanyakan manusia tidak mampu mewujudkan syukur kepada yang maha pemberi kenikmatan.
 ketekunan dan kegigihan bani Abbasiyah
Disamping dalam bidang ilmu pengetahuan, pada masa Dinasti Abbasiyah ilmu agama islam mengalami perkembangan yang penting. Ulama-ulama besar pun muncul. Perkembangan pada periode ini juga menjadi landasan pokok bagi perkembangan islam periode berikutnya.
Masa Daulah Abbasiyah adalah masa keemasan islam, pada masa ini, kejayaan umat islam telah sampai ke puncak kemulyaan. Baik kekayaan, kemajuan, maupun kekuasaan. Pada zaman ini telah lahir berbagai ilmu islam dan berbagai ilmu penting telah diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Selain itu, sumbangan umat islam bagi peradapan islam dunia juaga dihasilkan oleh para cendekiawan-cendikiawan besar yang hidup dimasa Daulah Abbasiyah ini. Namun ada pelajaran abad menguasai dunia. Yakni agar umat islam untuk kembali bangkit merebut kejayaan islam yang pernah dirasakan pada masa Daulah Abbasiyah.
 meneladani ketekunan dan kegigihan bani Abbasiyah
banyak pelajaran yang penting yang dapat diambilkan dari pemerintahan bani Abbasiyah. Berikut ini adalah keteladanan yang dapat diambil hikmanya.
• Selalu berpegang teguh kepada Al-qur'an dan As-sunnah. Dengan berpegang pada keduanya akan selamat dunia Akherat.
• Seorang muslim harus mengindahkan anjuran Nabi saw. Agar menuntut ilmu mulai dari kanak-kanak hingga meninggal. Tidak ada istilah terlambat, karena hanya bekal ilmu dan amal yang pantas dibawa mati.
• Selalu tekun meneladani ilmu sehingga menjadi orang yang bermangfaat bagi yang lain.
• Tidak sombong dengan ilmu karena diatas segalanya masih ada yang lebih, yaitu Allah, semakin memiliki banyak ilmu semakin merendahkn diri atau tawadlu'.
• Mengedepankan kerjasama dengan yang lain dan tidak egois. Dengan kerjasama akan orang yang mau bekerjasama disadari iman dan takwa. kerusakan seperti yang dilakukan oleh orang Yahudi dan Nasrani.
• Saling memberi bantuan yang disadari iman dan takwa. Allah SWT akan selalu memberi bantuan kepada hamba yang suka membantu yang lain.
• Selalu berbuat kebaikan diatas bumi dan tidak berbuat
Metode pembelajaran
1. Diskusi
2. menyampaikan gagasan/ ide
3. Tanya jawab
Kegiatan pembelajaran
1) Kegiatan awal
a) Menciptakan lingkungan: salam pembuka, dan berdoa.
b) Menghubungkan materi yang telah dimiliki peserta didik dengan materi yang kemarin
c) peserta didik saling aktif berdiskusi menyampaikan ide bersama temanya.
d) Menggalakkan murid bertanya dan berdiskusi dengan murid dan guru
2) kegiatan inti
1) Pengorganisasian: kelompok kecil
2) Prosedur pembelajaran
• Membaca buku-buku sejarah bani Abbasiyah
• Tanya jawab mengenai sejarah bani abbasiyah
• Diskusi kelompok
• Mengambil ibrah dari peristiwa sejarah bani Abbasiyah
• Membuat rangkuman kesimpulan
3) Pembentukan kompetensi
• Pertemuan pertama: Menceritakan sejarah berdirinya bani abbasiyah
• Pertemuan kedua: mendeskripsikan perkembangan kebudayaan/peradapan islam pada masa bani abbasiyah
• Pertemuan ketiga: Mengidentifikasi tokoh ilmuan muslim dan peranya dalam kemajuan kebudayaan/peradapan islam pada masa bani abbasiyah
• Pertemuan keempat: mengambil ibrah dan meneladani perkembangan kebudayaan/peradapan islam pada masa bani abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang
4) kegiatan Akhir
• membentuk dan memanfaatkan sikap peserta didik kompetensi yang telah dipelajari pada akhir pembelajaran bisa dilakukan perenungan.
• Post tes bisa dilakukan secara lisan maupun tulis
Sumber belajar
Sumber belajar yang bisa dilakukan dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. LKS sejarah kebudayaan islam kelas VIII/ semester I
2. buku sirah sahabat
3. buku paket sejarah sejarah kebudayaan islam
penilaian
penilaian dilakuakan melalui proses, tes lisan, dan portopolio
• penilaian proses dilakukan melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan kegiatan diskusi.
• Tes lisan dilakukan melalui tanya jawab tentang sejarah bani Abbasiyah sesuai dengan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran.
• Portopolio mencakup seluruh hasil diskusi peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar