Jumat, 18 Desember 2009

materi PAI SMP KLS XI

SK :Memahami keadaan masyarakat mekkah sebelum islam
KD :Menjelaskan masyarakat mekkah sebelum islam
MP :Keadaan Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
Indicator :1. Menjelaskan kehidupan masyarakat mekkah sebelum islam
2. Menjelaskan adat istiadat masyarakat mekkah sebelum islam
3. Menjelaskan keadaan social masyarakat mekkah selelum islam
4. Menjelaskan kepercayaan masyarakat mekkah sebelum islam

kehidupan masyarakat mekkah sebelum islam
kehidupan bangsa masyarakat mekkah sebelum diutus rosulullah saw berada dalam kekacauan yang luar biasa. Mereka menyekutukan Allah, banyak berbuat maksiat, tidak percaya norma, percaya kepada khurafat dan berbagai bentuk kebobrokan moral lain.
Nabi Muhammad saw. Yang merupakan Nabi dan rosul terakhir diutus dimuka bumi. Vakum masa itu dari para pembawa risalah dikarenakan Allah murka keoada penduduk bumi baik orang Arab dan selain kecuali sisa-sisa dari ahlul kitab yg mereka telah meninggal. dlm sebuah riwayat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
Sesungguh Allah melihat kapada penduduk bumi. Lalu murka kepada mereka Arab atau ajam kecuali sisa-sisa dari ahlul kitab.
Saat itu memang hanya ada satu diantara dua orang ahli kitab yang berpegang dgn kitab yang sudah dirubah dan atau dihapus atau dengan agama yang punah baik bangsa Arab atau lainnya. Sebagian tidak diketahui dan sebagian yang lain sudah ditinggalkan. Akibat seorang yang umi hanya bisa bersemangat beribadah namun dengan apa yang ia anggap baik dan disangka memberi manfaat baik berupa bintang berhala kubur benda keramat atau yg lainnya
Manusia saat itu benar-benar dalam kebodohan yang sangat akan ucapan-ucapan yang mereka sangka baik padahal bukan serta amalan yang disangka baik padahal rusak. Paling mahir mereka adalah yang mendapat ilmu dari warisan para Nabi terdahulu namun telah samar bagi mereka antara haq dan batil. Atau yang sibuk dengan sedikit amalan meski kebanyakann mengamalkan bid’ah yang dibuat-buat. Walhasil kebatilan berlipat-lipat kali dari kebenarannya.
Inilah gambaran ringkas keadaan manusia yang sangat parah saat itu khusus di kota Makkah dan sekitarnya. Keadaan tersebut mulai terlihat sejak muncul Amr bin Luhay Al-Khuza’iy. Ia dikenal sebagai orang yg gemar ibadah dan beramal baik sehingga masyarakat waktu itu menempatkan sebagai seorang ulama.
Sampai suatu saat Amr pergi ke daerah Syam. Ketika mendapati para penduduk beribadah kepada berhala-berhala Amr menganggap sebagai sesuatu yang baik dan benar. Apalagi Syam dikenal sebagai tempat turun kitab-kitab Samawi
Ketika pulang Amr membawa oleh-oleh berhala dari Syam yang bernama Hubal. Ia kemudian meletakkan di dalam Ka’bah dan menyeru penduduk Makkah untuk menjadikan sebagai sekutu bagi Allah dengan beribadah kepadanya. Disambutlah seruan itu oleh masyarakat Hijaz Makkah Madinah dan sekitar karena disangka sebagai hal yang benar.
Sejak itulah berhala tersebar di tiap kabilah. Di samping Hubal yang menjadi berhala terbesar di Ka’bah dan sekitar dan juga menjadi sanjungan orang-orang Makkah terdapat pula berhala Manat di antara Makkah dan Madinah. Manat merupakan sesembahan orang-orang Aus dan Khazraj dan qabilah dari Madinah. Juga ada Latta di Thaif dan Uzza. Ketiga berhala ini merupakan yang terbesar dari yang ada.
Akibat peribadatan kepada berhala menjadi pemandangan yang sangat mencolok. Apalagi kesyirikan tersebut disangka masyarakat waktu itu sebagai agama Ibrahim ‘alaihis salam. Padahal tradisi menyembah berhala-berhala itu kebanyakan adalah hasil rekayasa Amr bin Luhay yang kemudian dianggap bid’ah hasanah
Dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam tentang perbuatan Amr ini: “Saya melihat Amr bin Amir Al-Khuza’iy menyeret usus di neraka. Dia yang pertama kali melukai unta ”
Diantara tradisi syirik masyarakat waktu itu adalah menginap di sekitar berhala itu memohon mencari berkah dari karena diyakini dapat memberi manfaat thawaf tunduk dan sujud kepada menghidangkan sembelihan dan sesaji kepada dan lain-lain. Mereka melakukan hal itu karena meyakini bahwa itu akan mendekatkan kepada Allah dan memberi syafaat sebagaimana Allah kisahkan dalam Al Qur’an. Mereka mengatakan:
“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak
dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak manfaat. Dan mereka berkata ’Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah’”.
Selain kesyirikan kebiasaan jelek yang biasa mereka lakukan adalah perjudian dan mengundi tiga anak panah. Caranya dengan menuliskan “ya” atau “tidak” dan dikosongkan pada ketiga anak panah itu. Ketika ingin bepergian misalnya cara mereka mengundinya kalau yang keluar “ya” maka ia akan pergi dan jika yang keluar “tidak” maka ia tidak jadi pergi. Jika yang kosong maka harus diundi lagi. Mereka juga mempercayai berita-berita ahli nujum (peramal) dan dukun serta menggantungka diri pada burung-burung. Ketika ingin melakukan sesuatu berarti mereka mengusir burung, kalau burung terbang kearah kanan maka ia jadi pergi dan apabila burung terbang kearah kiri maka ia mengurungkanya. Selain itu mereka juga pesimis dengan bulan-bulan tertentu.
Tentu kenyataan yang ada lebih dari yang tergambar diatas. Meski tdk dipungkiri disisi lain mereka memiliki sifat atau perilaku yang baik namun itu semua lebur dalam kerusakan agama moral yang bejat yang di kemudian hari seluruh ditentang oleh Islam dengan diutus Rasullallah Shallallahu ‘alaihi Wasallam sebagai pelita yang sangat terang bagi umat ini.
Adat istiadat masyarakat mekkah sebelum islam
Masyarakat mekkah pada zaman sebelum islam mempunyai adat istiadat penuh dengan takhayul. Mereka juga dipandang memilki akhlak yang tidak pantas seperti bermain judi, minum-minuman keras, dan berfoya-foya. Bahkan mereka melakukan pencurian dan perampokan pada suku-suku yang lain, kalau tertangkap menimbulkan perselisihan dan akhirnya terjadi peperangan antar suku bangsa penduduk mekkah. Ada juga suku bangsa di Arab yang biasa melakukan tindakan kekejaman yaitu dengan mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Menurut kepercayaan, anak perempuan dipandang tidak berguna dan orang tuannya merasa hina jika memiliki anak perempuan.
Kepercayaan masyarakat mekkah Sebelum Islam
Asal mula masyarakat mekkah menyembah berhala adalah ketika Ka’bah berada dalam kekuasaan Jurhum. Ada pasukan yang dipimpn oleh Amir bin Luhay datang ke Mekkah dan berhasil mengalahkan Jurhum kemudian Amir bin Luhay meletakkan sebuah berhala besar yang bernama Hubal disisi Ka’bah dan memerintahkan penduduk Hijaz agar menyembah berhala itu. Sejak saat itulah, masyarakat mekkah menyembah berhala sampai suku bangsa Quraisy berkuasa kembali di Higas.Disamping penyembah berhala, masyarakat mekkah juga menyembah binatang, jin dan Hantu/syetan. Bila mengharapkan hujan mereka mengikat rumput-rumput pada ekor kambing dan terus dibakar. Sesudah mengenal agama Yahudi dan kristen ada juga sebagian dari bangsa Arab yang memeluk kedua agama itu.
Keadaan social msyarakat mekkah sebelum islam dating
Mekkah sebelum islam dikenal dengan sebutan zaman Jahiliya. Pada masa ini bangsa tidak mempunyai pemerintahan yang rapi, karena tatanan kehidupan mereka hanya diatur menurut kebiasaan yang diwariskan oleh leluhur mereka. Mereka hidup berpindah tempat untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan tanah Arab yang bergurun pasir dan bergunung-gunung.Mereka yang merupakan bangsa pemberani didalam membela pendiriannya bahwa kalau perlu mereka berperang sampai titik darah penghabisan dalam mempertahankan kepribadiaan mereka.
kehidupan sosial kemasyarakatan dalam kaitan dengan hubungan lain jenis pun sangat rendah khusus di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sampai-sampai pada salah satu cara pernikahan mereka seorang wanita menancapkan bendera didepan rumah. Ini merupakan tanda untuk mempersilahkan bagi laki-laki siapa saja yang ingin ‘mendatanginya’. Jika sampai melahirkan maka semua yang pernah melakukan hubungan dikumpulkan dan diundang seorang ahli nasab untuk menentukan siapa bapak kemudian sang bapak harus menerimanya
poligami saat itu juga tidak terbatas sehingga seorang laki-laki bisa menikahi wanita sebanyak mungkin. Bahkan sudah menjadi hal yang biasa seorang anak menikahi bekas istri ayah dengan mahar semau laki-laki. Jika perempuan itu tidak mau maka laki-laki itu akan memaksa wanita itu untuk menikah kecuali dengan siapa yang diizinkan olehnya. Sehingga dalam banyak hal wanita terdzalimi. Sampai yang tidak berdosapun merasakan kedzaliman itu yaitu bayi-bayi wanita yang ditanam hidup-hidup karena takut miskin dan hina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar